STOP KORUPSI dan SUAP di Indonesia

STOP KORUPSI dan SUAP di Indonesia , bagaimana kita semua tentunya setuju? Ya harus setuju lah, masa tidak!. Korupsi dan Suap apa sih beda... thumbnail 1 summary
STOP KORUPSI dan SUAP di Indonesia, bagaimana kita semua tentunya setuju? Ya harus setuju lah, masa tidak!.
Korupsi dan Suap apa sih bedanya, perasaan sama saja hanya berbeda istilah yang digunakan barang kali.

STOP KORUPSI dan SUAP di Indonesia
Sedikit definisi, *korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere = busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok ) menurut Transparency International adalah perilaku pejabat publik, baik politikus, politisi, maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.*
(http://korup.wordpress.com/korupsi-adalah/)


Baik, seperti itu definisi korupsi yang saya dapat. Kata korupsi atau korup sering kita dengar juga pada istilah computer. Seperti adanya file yang korup, namun korup di sini berarti rusak, bukan seperti definisi di atas. Korupsi identik dengan pemerintahan, yang berkait dengan Kolusi dan nepotisme (perilaku pejabat publik, baik politikus, politisi, maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka). Hal ini sudah menjadi buah bibir, apalagi dinegeri kita, padahal tidak semuanya begitu.

Sekarang, kita cari tahu penyebab dari korupsi dan atau suap kenapa bisa terjadi? Baru kita bisa bertindak dan mengatakan “STOP KORUPSI dan SUAP di Indonesia”. Sebagai pertimbangan dan analisa, bahwa korupsi dan suap adalah suatu istilah, bahasa yang digunakan oleh orang terhadap orang lain yang melakukan penyalahgunaan terhadap kekuasaan.


Karena korupsi dan suap adalah sebuah kegiatan, maka jelas ada pelaku dan objek yang dituju. Untuk pelaku, sebenarnya jangan asal tuduh dan asal sebut saja. Sebab kegiatan ini bersifat personal dan atau golongan.
Kegiatan korupsi dan suap tidak akan terjadi tanpa sebab.Namun sebab apa yang memaksa orang untuk berbuat hal demikian?


  1. Sebab kebutuhan, baca tentang pembagian kebutuhan di sini Pembagian Kebutuhan (dari theory Moslow). Sealain itu, terkadang seseorang yang mau bekerja (peserta baru) harus membayar jumlah tertentu baru bisa bekerja. Hal ini lebih sering disebut suap saja.
  2. Adanya niat dan kesempatan, namun niat terkadang kalah oleh kesempatan. Seseorang berniat korupsi dan tidak menemukan kesempatan, maka ia tidak akan melakukannya. Ketika dating kesempatan, asalnya tidak berniat, menjadi melakukannya…Wasspadalah, Waspadalahhhh *bang napi.
  3. Adanya dukungan, hal ini yang paling berbahaya. Kenapa demikian?, karena sebuah dukungan menjadi argument terkuat yang ada untuk setiap kegiatan. Dukungan ini datang dari berbagai sumber, baik perorangan ataupun golongan.

  • a. Dukungan perorangan. Biasanya kondisi keuangan atau financial di rumah kurang memadai, namun keinginan melampaui kemampuan dan kegiatan pekerjaan mendukung untuk melakukan hal tersebut. Dukungan ini biasanya datang dari pihak Istri atau sebaliknya.

  • b. Dukungan golongan. Ini yang jelas, nyata terjadi di Negara kita. Misalnya seseorang bekerja pada suatu intansi pemerintahan dan dekat dengan golongan tertentu (baik minta dukungan atau menjadi sosok pemimpin pada golongan tersebut). Hal ini terjadi sebagai kamoplase, menutup kegiatan korupsi dan suap supaya tidak terlihat atau alat penghilang jejak.

Baik, itulah sekelumit keterangan berdasar analisa saya, maaf kalau salah mohon koreksi.Sekarang kita kembalikan pada diri kita. Sebagai personal, diri pribadi pernah tidak terlintas untuk melakukan hal jahat itu?? Jawabnya tentu tidak. Karena memang setiap kegiatan kejahatan rata-rata terjadi tanpa sengaja dan tanpa disadari sebelumnya. Kegiatan ini diawali dari nominal yang kecil namun sering. Karena sudah sering, jelas menjadi kegiatan yang tidak asing dan mencoba hal yang lebih besar. Seringnya kegiatan ini dilakukan, akhirnya menjadi kebutuhan dan mengkarakter pada pelakunya. Sekarang bayangkan, bila setiap orang atau banyak orang yang berkarakter seperti itu di negeri kita???! Mau jadi apa bangsa ini.


Besar kecilnya nilai yang didapat, sebetulnya sama saja kalau menurut Islam, dalam keterangan “ Arrossi wal murtasi Finnar “ yang menyogok (menyuap) dan di sogok (disuap) sama saja akan masuk neraka. Namun, yang jadi pertimabangan adalah justru kerugian yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut dan siapa yang dirugikan. Sehingga di Negara kita setiap pelaku korupsi kena hukuman yang berbeda sesuai dengan kadar atau nilai yang dihasilkan.


Disadari atau tidak, sebenarnya setiap orang memang cenderung utnuk melakukan korupsi dan suap. Yang sering dilakukan adalah korupsi waktu, misalnya dengan mengurangi jadwal atau jam pekerjaan. Harusnya pulang kantor jam empat sore, ini jam dua siang sudah pulang. Contoh lain, harusnya jam delapan pagi sudah mulai jam kerja, namun yang terjadi jam delapan pagi baru berangkat dari rumah. Berapa jamwaktu yang hilang dikorupsi, sementara gajih setiap bulan dan uang makan tidak mau dikurangi.



Menyikapi kejadian itu, ada sebagian mereka yang tertib waktu, terutama pemimpin terhadap bawahannya. Sehingga pada suatu waktu diadakan sidak (sidang mendadak) dan akan ketahuan siapa saja yang sering terlambat dan cepat pulang kantor sebelum waktunya. Seseorang yang ketahuan, jelas tidak mau kehilangan pekerjaan begitu saja. Maka hal yang ia lakukan adalah jelas Suap. Hal ini (suap) dilakukan dengan bahasa pemberian hadiah kepada atasan, semacam parcel dan sejenisnya [ sehingga tahun-tahun ini tidak boleh ada yang mengirim parcel, kasaiahan tukang parcel karena oknum penyalah gunaan].

Sekarang sepertinya sedikit jelas, bahwa korupsi dan suap adalah karakter pribadi dari banyak orang yang ada di setiap Negara.Yang harus dilakukan adalah :



  • Bagaimana agar setiap orang sadar terhadap kesalahan dan menerima hukuman, sebelum hukuman akhirat datang.



  • Pendidikan macam apa yang harus diajarkan gar manusia takut terhadap kesalahan dan berbuat jahat



  • Hukuman dari aturan mana yang harus diterapkan agar manusia pengisi bangsa takut untuk berbuat salah, bukannya menjadi jera. Mencegah lebih baik daripada mengobati



Sekarang kita bisa bertindak dan mengatakan “ STOP KORUPSI dan SUAP di Indonesia “. Selamat berjuang untuk semua, mari kita sama-sama berusaha dan bertindak untuk memeranginya.


Semoga bermanfaat.


Kunjungi Artikel lainnya di sini>>>

3 comments

  1. tantang utk memberantas penyakit yang satu ini memang bukan hal yang mudah lantaran sudah menggurita di berbagai lapis. meski demikian, jika semua elemen bangsa bergerak, insyaallah, korupsi akan lari ngacir di negeri ini.

    ReplyDelete
  2. Semua kita kembalikan kepada keimanan-ketakwaan dan sejauh mana kebutuhan terselesaikan. karena itu masalhnya...

    ReplyDelete
  3. tantang utk memberantas penyakit yang satu ini memang bukan hal yang mudah lantaran sudah menggurita di berbagai lapis. meski demikian, jika semua elemen bangsa bergerak, insyaallah, korupsi akan lari ngacir di negeri ini.

    ReplyDelete

Terimakasih atas kunjungannya. Tinggalkan Komentar anda, secepat mungkin Saya Balas dan Berkunjung Ke Blog Sobat.

RosadBlogger adalah sebuah nama panggilan di dunia maya, untuk saya sendiri. Saya hanya orang biasa yang tak belajar atau sekolah sampai perguruan tinggi. Berangkat dari situ, meski kurang terpelajar, saya juga ingin tahu dan terus mencoba. atau Temukan kami di Google+